Senin, 22 Oktober 2018

“Rural Tourism : Mengoptimalkan Potensi Masyarakat Desa Wedi dengan Pengembangan Desa Wisata Salak Wedi, Bojonegoro”


 Sumber Gambar: http://kapas.bojonegorokab.go.id/index.php/berita/baca/20

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaaan yang ada di Indonesia dapat digunakan sebagai pembangunan bangsa indonesia. Ironisnya, kekayaan alam yang ada di Indonesia belum bisa membebaskan negara ini dari jerat kemiskinan, hal ini kuranganya sumberdaya manusia yang dapat mengelola kekayaan Indonesia, akibatnya jumlah penganguran dan kemiskinan sangat tinggi.
Kekayan dan keberagaman bangsa Indonesia menyimpan banyak potensi sekaligus peluang berharga untuk mengembangkan pariwisata Indonesia dengan kearifan lokalnya, agar dikenal oleh mancanegara. Oleh sebab itu, harus adanya dukungan yang signifikan dari pemerintah untuk mengembangkan potensi dan membuat kebijakan mengenai pembangunan kepariwisataan, sehingga masyarakat lokal tergugah kesadarannya untuk  mengembangkan potensi wisata yang ada di desa maupun di kota.

Kepedulian pemerintah mengenai pariwisata hal ini diatur dalam Undang-undang RI No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 10 bahwa kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi,sosial dan budaya, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Sejak adanya kebijakan pariwisata itulah banyak pemerintah daerah di indonesia membuat desa wisata. Kehadiran pariwisata pedesaan ini menjadi fenomena menarik akhir- akhir ini di indonesia.

Rural tourism adalah kendaraan yang efektif untuk pembangunan ekonomi yang kreatif di berbagai desa. Pembanguan desa wisata akan dapat membantu menculnya peluang bisnis dan penciptaan lapangan kerja, selain itu dapat menurunkan angka kemiskian. Salah satunya adalah  potensi buah salak yang ada di desa Wedi, Bojonegoro.

Desa wedi kecamatan kapas merupakan desa yang memiliki perkebunan salak yang terluas di Bojonegoro. Hampir 30% luas tanah desa merupakan perkebunan salak. Di sepanjang jalan desa, setiap gang-gang dapat kita jumpai perkebunan salak. Hampir di setiap lahan yang tidak digunakan untuk bangunan ditumbuhi pohon salak. Desa Wedi seringkali dijuluki sebagai desa salak. Desa wedi ini memilik potensi untuk dikembangkan sebagai Rural Tourism. Rural Tourism pada dasarnya sebuah kegiatan -kegiatan yang berlangsung di pedesaan. Konsep ini multi faceted, dan mungkin memerlukan peternakan/pertaniaan pariwisata, budaya pariwisata, wisata alam petualangan, agrowisata dan ekowisata. Saat melawan pariwisata konvensional, desa wisata harus memiliki kreativitas pengembangan yang tinggi yang didukung dengan sumberdaya manusia di desa tersebut. Hal ini perlu adanya dukungan dari pemerintah setempat, khususnya pemerintah kabupaten Bojonegoro untuk membuat kebijakan dan pemberdayaan potensi masyarakat.

Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan system pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan berbagai potensi dan kearifan lokal yang ada di desa Wedi, adapun strategi pengembangan Rural Tourism salak desa Wedi, sebagai berikut.
Pertama, perlu dilakukannya sosialisasi dan pemetaan dareah wisata sebagai upaya dasar pengembangan Rural Tourism, dengan sosialisasi ini agar masyarakat desa Wedi  mengerti tentang pengembangan Rural Tourism untuk kedepannya yaitu pembangunan desa wisata agar dapat membantu munculnya peluang bisnis dan penciptaan lapangan kerja, selain itu dapat menurunkan angka kemiskian. Pemetaan daerah wisata dengan menentukan lokasi-lokasi persebaran kebun salak yang ada di desa wedi dengan tepat.
Kedua, pengembangan infrastruktur yang memadai, sebagai desa wisata tentunya infrastruktur yang memadai sangat diperlukan dalam pengembangan desa wisata ini, dengan pembuatan arena wisata, rumah kreatif produksi, pembibitan dan sanitasi. Rumah kreatif produksi sebuah rumah yang dapat digunakan untuk meproduksi produk unggulan olahan salak, serta rumah pembibitan yang dapat dikunjungi wisatawan untuk mengetahui pembitan buah salak sejak embrio sampai dewasa dan rumah sanitasi sebagai pengelolahan limbah dari buah salak untuk menjadi kompos.
Ketiga,untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan pelatihan dan pembinanan guna mengasah soft skill masyarakat desa Wedi. Adapun pelatihan dengan membuat produk unggulan, seperti: dodol salak, jus salak, kurma salak, manisan, asinan, sirup, kripik salak dan teh salak. Olahan ini akan menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung. Selain itu inovasi produk olahan harus terus dikembangakan agar pasar tidak  merasa jenuh.
Keempat, perkembangan teknologi yang saat ini semakin canggih, dengan penggunaan internet sebagai media promosi produk unggulan dan pariwisata, diharapkan peran serta masyarakat dan pemerintah kabupaten Bojonegoro untuk mempromosikan Rural Tourism salak desa wedi dengan berbagai produk olahannya.
Dengan berbagai potensi salak yang melimpah dimiliki oleh desa Wedi, untuk dikembangkan sebagai Rural Tourism. Rural Tourism pada dasarnya sebuah kegiatan -kegiatan yang berlangsung di pedesaan. Pengembangan Rural Tourism untuk kedepannya yaitu pembangunan desa wisata agar dapat membantu munculnya peluang bisnis dan penciptaan lapangan kerja, selain itu diharapkan dapat menurunkan angka kemiskian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL KARGO, SIFAT SIFAT KARGO, STRUKTUR TARIF ANGKUTAN DAN PERUSAHAAN KARGO DI INDONESIA

Sumber Gambar: http://maritimnews.com/2017/04/mengapa-baru-sekarang-kapal-kargo-raksasa-sandar-di-pelabuhan-indonesia/ P elaksanaa...